2.1.1.1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi pegawai adalah suatu untuk melaksanakan pekerjaan atau
tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh
sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Keterampilan atau kemampuan
yang diperlukan pegawai yang ditunjukkan oleh kemampuan dengan konsisten memberikan
tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan.
Kompetensi adalah terminologi yang sering didengar dan diucapkan
banyak orang. Kita pun sering mendengar atau bahkan mengucapkan terminologi itu
dalam berbagai penggunaan, khususnya terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia. Ada yang menginterpretasikan kompetensi sepadan dengan kemampuan atau kecakapan,
ada lagi yang mengartikan sepadan dengan keterampilan, pengetahuan dan berpendidikan
tinggi. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan beberapa pengertian tentang
kompetensi (Priansa, 2017).
Kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang
berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau
karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab
akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan. Kompetensi terletak pada bagian
dalam setiap manusia dan selamanya ada pada kepribadian seseorang yang dapat
memprediksikan tingkah laku dan performansi secara luas pada semua situasi dan
tugas pekerjaan (Triastuti, 2019).
Menurut Agustian et al., (2018) menjelaskan bahwa kompetensi adalah
suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas
yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi juga menunjukkan
karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh
setiap individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung jawab
mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam
pekerjaan mereka.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan karakteristik yang melekat pada diri seseorang yang
menyebabkan seseorang itu akan mampu untuk memprediksi sekelilingnya dalam
suatu pekerjaan atau situasi.
2.1.1.2.
Pentingnya
Kompetensi
Menurut Dessler (2017) menyatakan bahwa pentingnya kompetensi
karyawan adalah sebagai berikut:
a.
Untuk
mengetahui cara berpikir sebab-akibat yang kritis
Hubungan strategis
antara sumber daya manusia dan kinerja perusahaan adalah peta strategis yang
menjelaskan proses implementasi strategis perusahaan. Dan ingatlah bahwa peta
strategi ini merupakan kumpulan hipotesis mengenai hal apa yang menciptakan
nilai (value) dalam perusahaan.
b.
Memahami
prinsip pengukuran yang baik
Pondasi dasar
kompetansi manajemen manapun sangat bergantung pada pengukuran yang baik.
Khususnya, pengukuran harus menjelaskan dengan benar konstruksi tersebut.
c.
Memastikan
hubungan sebab-akibat (causal)
Berpikir secara kausal dan memahami prinsip pengukuran membantu dalam memperkirakan hubungan kausal antara sumber daya manusia dan kinerja perusahaan. Dalam praktiknya, estimasi tersebut dapat berkisar dari asumsi judgemental hingga kuantitatif. Tugas yang paling penting adalah untuk merealisasikan bahwa estimasi tersebut adalah mungkin dan mengkalkulasikannya sebagai suatu kesempatan yang muncul.
Mengkomunikasikan hasil kerja strategis sumber daya manusia pada atasan untuk mengatur kinerja strategis sumber daya manusia, harus mampu mengkomunikasikan pemahaman mengenai dampak strategis sumber daya manusia pada atasan.
2.1.1.3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kompetensi
Menurut Latief et al., (2018) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
faktor yang dapat memengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, yaitu sebagai
berikut:
1.
Keyakinan dan
Nilai-nilai
Keyakinan terhadap diri maupun
terhadap orang lain akan sangat memengaruhi perilaku. Apabila orang percaya
bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir
tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu.
2.
Keterampilan
Keterampilan memainkan peranan di
berbagai kompetensi. Berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat
dipelajari, dipraktikkan, dan diperbaiki. Keterampilan menulis juga dapat
diperbaiki dengan instruksi, praktik dan umpan balik.
3.
Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi
memerlukan pengalaman mengorganisasi orang, komunikasi di hadapan kelompok,
menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang yang tidak pernah berhubungan
dengan organisasi besar dan kompleks tidak mungkin mengembangkan kecerdasan
organisasional untuk memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan
tersebut.
4.
Karakteristik Kepribadian
Dalam kepribadian termasuk banyak
faktor yang di antaranya sulit untuk berubah. Akan tetapi, kepribadian bukannya
sesuatu yang tidak dapat berubah. Kenyataannya, kepribadian seseorang dapat
berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan
lingkungan sekitarnya.
5.
Motivasi
Motivasi merupakan faktor dalam
kompetensi yang dapat berubah. Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap
pekerjaan bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan
dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi seseorang bawahan.
6.
Isu Emosional
Hambatan emosional dapat membatasi
penguasaan kompetensi. Takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak
disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan
inisiatif. Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi
dan menyelesaikan konflik dengan manajer. Orang mungkin mengalami kesulitan
mendengarkan orang lain apabila mereka tidak merasa didengar.
7.
Kemampuan
Intelektual
Kompetensi tergantung pada pemikiran
kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Tidak mungkin
memperbaiki melalui setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah
tentu faktor seperti pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi
ini.
8.
Budaya
Organisasi
Budaya organisasi memengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan sebagai berikut:
- Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan mempertimbangkan siapa di antara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat keahliannya tentang kompetensi.
- Semua penghargaan mengomunikasikan pada pekerja bagaimana organisasi menghargai kompetensi.
- Praktik pengambilan keputusan memengaruhi kompetensi dalam memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain.
- Filosofi organisasi-misi, visi dan nilai-nilai berhubungan dengan semua kompetensi.
- Kebiasaan dan prosedur memberi informasi kepada pekerja tentang berapa banyak kompetensi yang diharapkan.
- Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengomunikasikan pada pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan berkelanjutan.
- Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara langsung memengaruhi kompetensi kepemimpinan.
2.1.1.4.
Jenis-Jenis Kompetensi
Menurut Busro (2018) menyatakan bahwa kompetensi dapat dibagi 5
(lima) bagian yakni:
1. Kompetensi
intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada pada diri individu yang
diperlukan untuk menunjang kinerja
2. Kompetensi
fisik, yakni perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas.
3. Kompetensi
pribadi, yakni perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu
dalam mewujudkan diri, transformasi diri, identitas diri dan pemahaman diri.
4. Kompetensi
sosial, yakni perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman
diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial.
5. Kompetensi
spiritual, yakni pemahaman, penghayatan serta pengamalan kaidahkaidah
keagamaan.
2.1.1.5.
Dimensi dan
Indikator Kompetensi
Beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi menurut
Sugiyanto & Santoso (2018) sebagai berikut:
1. Pengetahuan (knowledge)
Kesadaran dalam
bidang kognitif. Misalnya seorang karyawan mengetahui cara melakukan
identifikasi belajar dan bagaimana melakukan pembelajaran yang baik sesuai
dengan kebutuhan yang ada dengan efektif dan efisien di perusahaan.
2.
Pemahaman (understanding)
Kedalam
kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Misalnya seorang karyawan dalam
melaksanakan pembelajaran harus mempunyai pemahaman yang baik tetang
karakteristik dan kondisi secara efektif dan efisien.
3.
Kemampuan/Keterampilan
(skill)
Sesuatu yang
dimiliki oleh individu yang melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Misalnya, kemampuan karyawan dalam memilih metode kerja yang
dianggap lebih efektif dan efisien.
4.
Nilai (value)
Suatu standar
perilaku yang telah ditakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri
seseorang. Misalnya, standar perilaku para karyawan dalam melaksanakan tugas
(kejujuran, keterbukaan, demokratis dan lain- lain).
5.
Sikap (attitude)
Perasaan
(senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan
yang datang dari luar. Misalnya, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan
terhadap kenaikan gaji dan sebagainya.
6.
Minat (interest)
Kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya, melakukan sesuatu aktivitas tugas.
Sumber daya manusia dapat tetap bertahan karena mereka memiliki kompetensi manejerial, yaitu kemampuan untuk merumuskan visi dan strategi perusahaan serta kemampuan untuk memperoleh dan mengarahkan sumber daya lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan strategi perusahaan (Sutrisno, 2011:205).
Komentar
Posting Komentar