Bingkai Masa Lalu

Suatu sore itu suasana kantor yang seperti biasanya hiruk pikuk teman-teman karyawan yang sedang bersibuk ria dengan pekerjaan masing-masing, begitupun dengan diri yang sedang mengerjakan tugas terakhir tahun 2016. tetiba salah satu dari handphone saya menampilkan pesan BBM. seperti biasa pesan yang masuk hanya saya lihat namun belum saya baca. beberapa saat kemudian pesan BBM pun saya baca. pesan yang masuk dari dia harapan dari masa lalu. pesan singkat itu berisi panggilang.
"Ki". saya pun membalas pesan singkat itu. "Yo, Poy". 
Berapa saat kemudia pesan dibalas "Dak apa lah, Ki". 
karena suasana obrolan pun tampak tegang, kemudia saya mencoba untuk membuatnya santai dengan balasan "Ealaaah... ku kira nek kasih kabar apaan? Hehehe". 
pesan berbalas kembali dengan diawalai bahasa tertawa namun serius. "Hahaha... Kapan nek ngobrol kek orang tua ku??". 

Membaca pesan ini awalnya serasa tidak yakin jika balasan pesan BBM tersebut di tulis dengan keadaan sadar 100%. kemudian pesan saya balas "Kapan ka siap be, kalo k be lom siap cemane??". dengan singkat dia menjawab "lah siap lah". karena singkatnya jawaban yang diberikan menegaskan dari jawaban pesan sebelumnya. kemudian saya kembali bertanya. "Lah yakin? dak main-main agik". pesan pun dibalas "Dak". obrolan terus berlangsung pada pesan singkat BBM "perkara nikah itu kita harus serius loh, dak boleh main-main". itu pesan saya kepadanya.

Pesan BBM terus berbunyi obrolan terus berbalas, saya terus mencoba untuk membuatnya yakin, bahwa saya akan datang kepada kedua orang tuanya untuk membuktikan keseriusan tersebut. Kembali saya mencoba untuk meyakinkan hati untuk menjalin hubungan yang kedua kalinya dengan perempuan yang pernah saya cintai. Meski sudah pernah merasakan gagal dimasa lalu dengan orang yang sama.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.38, satu persatu dari karyawan mulai meninggalkan kantor. masih dalam keadaan mengahadap layar monitor kerja dengan perasaan bingung dengan pesan itu. sambil merapikan meja kerja dan bersiap pulang. saya membuka kembali percakapan obrolan BBM sampai saya kembali menyalakan kendaraan hendak pulang ke Kos. 

Tiba di kos azan mahrib pun berkumandang. saya pun kemudian melanjutkan solat maghrib. selesai menunaikan ibadah sholat. masih dengan senyum bahagia, saya pun membuka dan membaca pesan tersebut berulang-ulang. 



Komentar