Judul buku:
Mengutamakan Rakyat.
Penulis :
Liem Siok Lan
Penerbit :
-
Tahun terbit :
2008
Buku ini dipersembahkan untuk yang tertindas, teranaiaya, terdholimi, tersingkirkan,danyang tak pernah dicatat dalam sejarah saurip kadi.
Buku ini dipersembahkan untuk yang tertindas, teranaiaya, terdholimi, tersingkirkan,danyang tak pernah dicatat dalam sejarah saurip kadi.
Dalam buku ini mengutamakan rakyat,
jendral saurip kadi mencoba melihat potret bangsa dengan hitam putih apa
adanya. Ia tadak hanya memaparkan keruwetan dan intensistensi dalam
berdemokrasi yang diterapkan selama ini. Namun ia juga memaparkan solusi serta
konsep baru bagaimana demokrasi dan ekonomi kedepan dibangun.
Dan model interakatif tanya jawab
dalam buku ini disarankan lebih komunikatif, tadak membosankan dan mudah
diterima oleh lapisan pembaca tentunya dengan satu harapan, buku ini mampu
memotifasi dan mendorong pencerahan kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan. Dan buku ini membuat berbagai pandangan jendral saurip kadi
seabagai perajurit pejuang dalam konteks pemahaman kehidupan bermasyarakat.
Berbangsa dan bernegara yang sudah
memang berbeda sejak zaman perjuangan
fisik dahulu. Oleh karana itu siapa pun yang membaca buku ini diharapkan dapat
memngambil manfa’atnya. Bagi kepentingan perbaikan dan kemasalahatan bangsa dan
Negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
sama-sama kita cintai. Dan buku ini sangat bagus bagi mereka yang ingin
menekuni dan mengamati ilmu komunikasi politik dan melalui buku ini akan timbul
kesadaran supaya tidak lagi menggunakan rakyat sekedar ojek, demi kekuasaan
yang sebenarnya adalah milik rakyat itu sendiri. Dan yamg harus dimilki dleh
seorang ksatria (pemimpin) adalah berani membela kepentingan orang yang
tertindas(rakyat). Kendati pun harus mengorbankan jiwanya.
Disamping itu seorang pemimpin harus
mampu menciptakan harapan bagi rakyat yang di pimpinnya dan mayor jendral
saurip kadi adalah oramg yang mengutamakan kepentingan rakyat dari pada
kepentingan pribadi.
Dengan demokrasi banyak, banyak
Negara yang telah berhasil membangun peradaban Negara mereka dengan baik.
Sementara Negara kita sebaliknya bahkan pasca longsor pun tidak bisa diatasi.
Seolah terlalu sulit untuk bangkit kembali. Menurut seorang mayor jendral saurip
kadi bangsa Indonesia selama ini belum melaksanakan demokrasi dalam arti
sebenarnya demokrasi. Yaitu dijalankannya kedaulatan rakyat. Dan ukuran ukuran
demokrasi sama sekali bukan karna sudah melaksanakan pemilu dan adanya
kelembagaan rakyat seperti Presiden, MPR, DPR, dan partai politik.
Jadi implementasi kedaulatan rakyat
yang selama ini kita jalankan dan kita laksanakan terlalu banyak pertimbangan,
cacat dan distorsi. Dan makna kedaulatan rakyat yang sebenarnya adalah
“kekuasaan yang tertinggi dalam mengatur Negara.” Dan salah satu mekanisme
dalam menjalankan kedaulatan rakyat adalah pemilu.
Dalam demokrasi dikenal dengan dua
system yaitu: system presidensial dan system parlemental. Dalam system
parlemental peserta pemilu adalah partai politik dan yang dijadikan materi
kontrak adalah program partai. Dan setiap partai politik yang menang bisa
berkoalisi dengan partai politk yang lain. Model ini dikenal dengan istilah
pemerintahan (kabinet) koalisi. Bagi partai yang tidak ikut dalam pemerintahan
disebut oposisi.
Peserta pemilu adalah orang perorang
calon presiden. Dan isi kontrak social adalah janji pribadi calon presiden saat
kampanye. Legimitasi presiden berasal langsung dari rakyat melalui pemilu langsung
dengan mencoblos gambar calon presiden. Jadi selama masa kontrak belum selesai,
presiden tidak bisa dijatuhkan karna alasan politik apa pun.
Dalam konsestensi pilihan sistem
demokrasi secara alami demokrasi terbagi menjadi kedalam dua system yaitu
parlemental dan presidensial. Pada dasarnya keduanya sama tapi berbeda pada
implementasinya. Dan system yang sangat tidak cocok untuk Indonesia ke depan
adalah sistem parlemental. Karna di tinjau dari perkambangan politik saat ini.
Tapi kalau dilihat dari sisi kepentingan integrasi bangsa lebih baik karna
lebih menggantungkan.
Dan secara teori, sistem mana pun
yang di pilihnya pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang penting adalah
konsistensi terhadap pilihan tersebut. Karna itu melembagakan mekanisme
terhadap pengelolaan Negara memamg perlu waktu yang panjang, khususnya dalam
melembagakan prosedur dan fatsun politik itu sendiri. Jadi yang terpenting
adalah konsistensi dalam menentukan pilihan, dengan segala aturan mainnya.dan
dalam penjelasan terdahulu disebutkan bahwa masa transisi, perlunya membangun
gagasan sistem kenegaraan yang demokkratif akan menjadi tidak terwujudnya
manakala tidak didukungnya oleh ledership yang kuat.
Benar sekali kondisi terpuruk dan
penuh ketidak stabilan yang kita rasakan saat ini. Dalam kehidupan kenegaraan
dan kebangsaan tidak akan berubah begitu saja menjadi baik hanya mungkin
manakala ada orang yang kuat untuk mengelola perubahan itu sendiri. Orang kuat
disini lebih dimaknai karna integritas pribadinya dan kejelasan visi
kngeraannya derta punya solusi unuk menghentikan keterpurukan. Tapi dlihat dari
pemerintahan yang otoritarian utamanya pada decade terakhir. Sepertinya sulit
diharapkan hari-hari ini bisa menampilkan sosok yang terpilih adalah kader yang
terbaik di lingkungan masing-masing, karna mereka adalah produk zaman dan
mekanisme demokrasi rkrutmen kader nya masih terbelenggu cara-cara lama.
Maka untuk melahirkan kemungkinan
kuat janganlah diserahkanbegitu saja kepada system yag di gunakan slama ini.
Termasuk juga soal mekanisme yang di gunakannya. Dan kedepan calon pemimpim
haruslah mampu menawrkan materi kontrak social yang sifatnya kuantitif.
Termasuk cara mewujudkan janjinya juga, seingga rakyat dapat memahami dan
menentukan pilihannya dalam pemilu. Tidak lagi seperti selama ini rakyat ha
terus dperdaya dengan janji-janji sang pemimpin yang diucapkan saat kampaye
pemilu. Pemimpin Indonesia baru tersebut di tuntut untuk menampilkan misi baru
tentang Indonesia kedepan. Dan juga program aksi yang mampu mewujudkan “gerget”
sehingga penampilannya bisa mengayomi segenap warga bangsa tersebut,
dilingkungan islam pada dasarnya pamimipn yang kuat harud memenuhi kriteria
sebagai berikut yang dikenal istilah: siddiq,amanah, tabligh, fatonah.
Tapi dilihat saat ini, itu tidak
cukup dan tantangan global sangat rumit, criteria calon pemimpin masa depan
haruslah memenuhi lima criteria ini:
Pertama: ia
adalah orang yang pemberani.
Kedua:
memiliki solusi dan visi baru dalam mengelola Negara.
Ketiga: tidak
terlibat persoalan apalagi tentang masa lalu.
Keempat: mempunyai integritas moral
yang tinggi sehingga mampu membedakan antara baik dan buruk.
Kelima: pemimipin kedepan adalah pempin
yang sesuai dengan tuntunan ke depan,dan leadership yang kuat otomatis akan
mangedepanakan akal sehat disamping juga dibarengi kematangan emosi dan
spiritual.
Disamping itu juga bangsa ini membutuhkan pemimpin yang
cerdas, yang bisa mengajak rakyat menjebol tembok dan meloncat jendela
sekalipun untuk menyelamatkan diri dari kepungan api yang telah melalap rumah
yang dihuninya,dan hanya satu cara bangsa ini harus dibuat sadar untuk
melahirkan pemimpin yang bisa memberikan solusi. Artinya ia di tutntut untuk
mengubah sistem secara menyeluruh denga visi barunya. Maka ia mutlak haurs
orang yang kuat, kuat karna mempunyai solusi,visi baru,integritas, dan
nuraninya yang berpihak hanya kepada rakyat.
Jika sebaliknya kita tidak mungkin keluar dari keterpurukan
kalau pesiden kedepan tanpa solusi. Soal pilih memilih presiden itu adalah
rakyat. Mayor jendral saurip kadi berkata “ tugas saya hanya ingin menghentikan
era kegelapan ini. Untuk memulai denga cara baru yang penuh kasih saying, penuh
cinta saya katakan lagi pemimipin yang kita pilih ke depan haruslah ia yang
menawarkan program-program nyata, yang riil-riilnya maenyangkut kebutuhan pokok
rakyat contoh: harga beras akan turun menjadi Rp.2.500 /kg dan minyak goreng
turun menjadi Rp.4.000/kg. dan pemimpin yang tidak menawarkan solusi dan konsep
baru berarti ia hanya yang akan melanjutkan system lama yang nyata-nyata telah
gagal. Dan akhirnya dengan kejelasan solusi yang di tawarkan dan visi baru
dalam pengelolaan Negara kedepan akan mudah mendapat dukungan rakyat. Karena
dengan rakyat memahami adanya jaminan pemerintah yang akan mampu menghentikan
keterpurukan yang telah dialami bangsa dan Negara ini.
“Berani memilih maka
harus berani menagih.
Dan berani janji
harus siap untuk ditagih.”
Komentar
Posting Komentar