AKUNTABILITAS
- Pengertian akuntabilitas
Starling
menyebutkan dalam kumorotomo akuntabilitas adalah ukuran yang menunjukkan
apakah aktivitas birokrasi public atau pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah
sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut ole rakyat dan apakah
pelayanan public terseut mampu mengakomodasi kebutuhan rakyat yang
seseungguhnya. (Wahyudi kumorotomo, 2013: 3-4)
Akuntabilitas
adalah kemampuan memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas
tindakan seseorang/sekelompok orang terhadap masyarakat luas dalam suatu
organisasi (Syahrudin Rasul, 2002:8).
Sedangkan
menurut UNDP, akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses pelaksanaan
kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan serta sebagai
umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk dapat lebih meningkatkan kinerja
organisasi pada masa yang akan datang.
Akuntabilitas
merupakan konsep yang komplek yang lebih sulit mewujudkannya dari pada
memberantas korupsi. Akuntabilitas adalah keharusan lembaga-lembaga sektor
publik untuk lebih menekan pada pertanggungjawaban horizontal (masyarakat)
bukan hanya pertanggungjawaban vertikal (otoritas yang lebih tinggi). (Turner
and Hulme, 1997).
Akuntabilitas
merupakan bentuk dari pertanggungjawaban seseorang atau sekelompok orang yang menerima
amanat untuk melaksanakan tugas tertentu kepada pihak pemberi amanat baik secara vertikal maupun secara
horizontal.
Ferlie (1997:202-216) membedakan
beberapa model akuntabilitas yakni :
-
Akuntabilitas ke atas (Accountability Up)
-
Akuntabilitas kepada staff (Accountability to staff)
-
Akuntabilitas kebawah (Accountability downwards)
-
Akuntabilitas yang berbasis pasar (Market base forms of accountability)
-
Akntabilitas kepada diri sendiri (Self Accountability)
Dua model akuntabilitas yang pertama sesesungguhnya
tidak banyak berbeda dengan konsep-konsep tentang control, pengawasan atau
pengendalian didalam birokrasi public. Kemudia konsep accountability downwords
menjelaskan terkait denga konsep demokrasi partisipatif, bahwa aktivitas
politik dan pelayanan public harus memiliki kaitan yang erat dengan proses
konsultatif dan kerjasama antara wakil rakyat dan masyarakat pada tingkat
local.
Sedangkan konsep Market base forms of accountability mengutamakan adanya kompetisi
dan mekanisme pasar yang memungkinkan rakyat memiliki pilihan yang banyak
terhadap kualitas pelayanan yang dikehendaki. Pemerintah harus memperluas
alternative penyedia pelayanan public serta menunjang informasi atau menetapkan
standar yang dapat menjamin adanya akuntabilitas yang baik di dalam pelayanan
public.
Kemudian konsep yang terakhir dikenal
adalah self-accountability yang pada dasarnya merupakan proses
pertanggungjawaban internal yang sangat tergantung kepada penghayatan mengenai
nilai-nilai moral dan etika para pejabat birokrat yang melaksanakan tugas
pelayanan public.
Dari beberapa teori ahli diatas maka
penulis menyimpulkan bahawa akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses yang
mempunyai ukuran untuk melihat sejauhmana aktivitas birokrasi atau pelayanan
pemerintah atau sekelompok orang yang telah diberi amanat tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan
masyarakat.
- Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan
akuntabilitas menurut majalah Akuntansi:
1.
Akuntabilitas Personal.
Akuntabilitas
berkaitan dengan diri sendiri.
2.
Akuntabilitas Individu.
Akuntabilitas
yang berkaitan dengan suatu pelaksanaan.
3.
Akuntabilitas Tim.
Akuntabilitas
yang dibagi dalam kerja kelompok atau tim.
4.
Akuntabilitas Organisasi.
Akuntabilitas
Internal dan Eksternal didalam organisasi.
5.
Akuntabilitas Stakeholders.
Akuntabilitas
yang terpisah antara stakeholders dan organisasi.
- Dimensi akuntabilitas
Dimensi
akuntabilitas ada 5, yaitu (Syahrudin Rasul, 2002:11):
1. Akuntabilitas hukum dan kejujuran (accountability for probity and legality)
Akuntabilitas hukum terkait dengan
dilakukannya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam
organisasi, sedangkan akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan
jabatan, korupsi dan kolusi. Akuntabilitas hukum menjamin ditegakkannya
supremasi hukum, sedangkan akuntabilitas kejujuran menjamin adanya praktik
organisasi yang sehat.
2. Akuntabilitas managerial
Akuntabilitas manajerial yang dapat juga
diartikan sebagai akuntabilitas kinerja (performance accountability)
adalah pertanggungjawaban untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efektif
dan efisien. Pada dimensi ini sebuah pertanggung jawaban lebih ditekankan pada
seorang leader atau pemimpin yang dalah hal itu mempunyai kuasa dalam mengelola
organisasinya.
3. Akuntabilitas program
Akuntabilitas program juga berarti bahwa
program program organisasi hendaknya merupakan program yang bermutu dan
mendukung strategi dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Lembaga
publik harus mempertanggungjawabkan program yang telah dibuat sampai pada pelaksanaan
program. Dan pada dimensi ini pada stakeholder atau pihak yang membuat serta
menjalankan kebijakan tersebut d tuntut untuk bisa mencapai visi misi yang
menjadi tujuan organisasi
4. Akuntabilitas kebijakan
Lembaga-lembaga publik hendaknya dapat
mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan
dampak dimasa depan. Dalam membuat kebijakan harus dipertimbangkan apa tujuan
kebijakan tersebut, mengapa kebijakan itu dilakukan.
5. Akuntabilitas financial
Akuntabilitas ini merupakan
pertanggungjawaban lembagalembaga publik untuk menggunakan dana publik (public
money) secara ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan dan
kebocoran dana, serta korupsi. Akuntabilitas financial ini sangat penting
karena menjadi sorotan utama masyarakat. Akuntabilitas ini mengharuskan
lembaga-lembaga publikuntuk membuat laporan keuangan untuk menggambarkan
kinerja financial organisasi kepada pihak luar.
- Aspek-Aspek Akuntabilitas
1. Akuntabitas adalah sebuah hubungan
Akuntabilitas
adalah komunikasi dua arah sebagaimana yang diterangkan oleh Auditor General
of British Columbia yaitu merupakan sebuah kontrak antara dua pihak
2. Akuntabilitas Berorientasi Hasil
Pada
stuktur organisasi sektor swasta dan publik saat ini akuntabilitas tidak
melihat kepada input ataupun autput melainkan kepada outcome.
3. Akuntabilitas memerlukan pelaporan
Pelaporan
adalah tulang punggung dari akuntabilitas
4. Akuntabilitas itu tidak ada artinya tanpa konsekuensi
Kata
kunci yang digunakan dalam mendiskusikan dan mendefinisikan akuntabilitas
adalah tanggung jawab. Tanggung jawab itu mengindikasikan kewajiban dan kewajiban
datang bersama konsekuensi.
5. Akuntabilitas meningkatkan kinerja
Tujuan
dari akuntabilitas adalah untuk meningkatkan kinerja, bukan untuk mencari
kesalahan dan memberikan hukuman.
- Alat-alat Akuntabilitas
1. Rencana Strategis
Rencana strategis adalah suatu proses
yang membantu organisasi untuk memikirkan tentang sasaran yang harus diterapkan
untuk memenuhi misi mereka dan arah apa yang harus dikerjakan untuk mencapai
sasaran tersebut. Hal tersebut merupakan landasan dari semua perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan suatu organisasi.
Manfaat dari Rencana Stratejik antara lain membantu kesepakatan sekitar tujuan,
sasaran dan prioritas suatu organisasi; menyediakan dasar alokasi sumber daya
dan perencanaan operasional; menentukan ukuran untuk mengawasi hasil; dan
membantu untuk mengevaluasi kinerja organisasi.
2. Rencana Kinerja
Rencana kinerja menekankan komitmen
organisasi untuk mencapai hasil tertentu sesuai dengan tujuan, sasaran, dan
strategi dari rencana strategis organisasi untuk permintaan sumber daya yang
dianggarkan.
3. Kesepakatan Kinerja
Kesepakatan kinerja didesain, dalam
hubungannya antara dengan yang melaksanakan pekerjaan untuk menyediakan sebuah
proses untuk mengukur kinerja dan bersamaan dengan itu membangun akuntabilitas.
4. Laporan Akuntabilitas
Dipublikasikan tahunan, laporan
akuntabilitas termasuk program dan informasi keuangan, seperti laporan keuangan
yang telah diaudit dan indikator kinerja yang merefleksikan kinerja dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan utama organisasi.
5. Penilaian Sendiri
Adalah proses berjalan dimana organisasi
memonitor kinerjanya dan mengevaluasi kemampuannya mencapai tujuan kinerja,
ukuran capaian kinerjanya dan tahapan-tahapan, serta mengendalikan dan
meningkatkan proses itu.
6. Penilaian Kinerja
Adalah proses berjalan untuk
merencanakan dan memonitor kinerja. Penilaian ini membandingkan kinerja aktual
selama periode review tertentu dengan kinerja yang direncanakan. Dari hasil
perbandingan tersebut, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, perubahan atas
kinerja yang diterapkan dan arah masa depan bisa direncanakan.
7. Kendali Manajemen
Akuntabilitas manajemen adalah harapan
bahwa para manajer akan bertanggungjawab atas kualitas dan ketepatan waktu
kinerja, meningkatkan produktivitas, mengendalikan biaya dan menekan berbagai
aspek negatif kegiatan, dan menjamin bahwa program diatur dengan integritas dan
sesuai peraturan yang berlaku.
- Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
a)
Pengertian Akuntabilitas Kinerja,
Prinsip-Prinsip dan Evaluasinya
Menurut LAN dan BPKP (LAN & BPKP, 2000) akuntabilitas
kinerja adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban. Berdasarkan pada pengertian tersebut diatas,
maka semua instansi pemerintah, bagian atau lembaga negara di pusat maupun
daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing harus memahami lingkup
akuntabilitasnya masing-masing, karena akuntabilitas yang diminta meliputi
keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan pelaksanaan misi instansi yang
bersangkutan
Ledvina V. Carmo (Ledvina, 1991)
menyatakan bahwa akuntabilitas kinerja me- rupakan suatu evolusi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang petugas baik masih berada pada
jalur otoritasnya maupun sudah berada jauh di luar tanggung jawab dan
kewenangannva.
Dalam pelaksanaan akuntabilitas di
lingkungan instansi pemerintah, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Harus
ada komitmen dan pimpinan dan seluruh staf instansi pemerintah, perlu melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel
2. Harus
merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara
konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Harus
dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Harus
jujur, objektif, transparan, dan aktif sebagai katalisator perubahan manajemen
instansi pernerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan tekuik pengukuran
kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas
5. Harus
berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang
diperoleh
Sedangkan dalam menyusun sebuah Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, harus berdasar pada
indikator-indikator tertentu. Indikator kinerja menggunakan ukuran kuantitatif
dan kualitatif yang memberi gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu sasaran
atau tanggung jawab yang telah ditetapkan dengan memperhatikan:
1. Indikator
masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan
dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana,
sunber daya manusia, informasi, kebijakan/peraturan perundang- undangan dan
sebagainya
2. Indikator
keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dan suatu
kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik
3. Indikator
hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsi- nya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung)
4. Indikator
manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dan
pelaksanaan kegiatan
5. Indikator
dampak (impacts) adalah pcngaruh yang ditimbulkan, baik bersifat positif maupun
negatif, pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah
ditetapkan
Daftar Pustaka
- Rasul, Syahrudin, 2003. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU NO. 17/2003 Tentang Keuangan Negara. Jakarta: PNRI
- Sntoso, Urip. Jurnal Pengaruh penerapan Akuntasi Sektor Publik terhadap akuntabilitas instansi pemerintah dalam mencegah Fraud. Jurusan ilmu adminitrasi bisnis. Universitas Palangkaraya
- Turner, Mark and Hulme, David, 1997. Governance, Administrasi, and Development: Making the State Work. London: MacMillan Press Ltd.
- Kumorotomo, Wahyudi. 2013. Akuntabilitas Birokrasi Public. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Komentar
Posting Komentar